Pertama, Study Banding dewan tak beda dengan "Study Tour Anak Sekolahan" .
Kedua, kalau rombongan menyertakan istri atau suami, tentu namanya bukan study banding, tetapi plesiran sanak famili.
ketiga, study banding yang agendanya belanja, lebih cocok disebut study perbandingan harga, bukan kunjungan kerja.
keempat, Study Banding dengan belasan orang peserta, rasanya lebih pantas disebut rombongan darmawisata.
kelima, kalau study banding dilakukan saat parlemen di negara tujuan, tengah liburan musim panas, ini namanya tidak bernas.
Keenam, kalau Rancangan Undang-undangnya tinggal diketok palu sebulan lagi, apa perlu study banding ke luar negeri?
Ketujuh, kalau anggota dewan study banding terus, lantas kapan mulai berkerja serius?
kedelapan, kasihan memang wakil rakyat kita, ada yang belum pernah ke mancanegara, ada pula yang minim kemampuan berbahasa.
kesembilan,anggaran ke Luar Negeri DPR dan pemerintah mencapai 19,5 Triliun. Ini bukti jelas, bahwa Indonesia sebetulnya kaya raya, Dan 32,5 juta orang miskin hanya omong kosong belaka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar